"In lam takun ‘alayya ghodlobun fala ubali
Asalkan Engkau, wahai Tuhan, tidak marah kepadaku – maka kuterima apa saja nasibku di dunia"

Selasa, 10 Desember 2019

Cangkeman#1 : Mumet Ndase di Semester Hamil Tua

Cangkeman#1 : Mumet Ndase di Semester Hamil Tua

Gambar Hanya Pemanis

Jam 1 pagi, badan lelah dan ngantuk berat, tapi mata gak bisa diajak kompromi. Banyak pikiran berkeluarga yang menyebabkan susah sekali fokus untuk mengerahkan tenaga agar bisa tidur. Sudah 1 atau 2 Minggu ini hal ini terus terjadi, entah apa yang merasuki ku. Semuanya akan saya coba ceritakan di blog ini, mohon maaf kalau cerita curhatan saya tidak berkenan di hati pembaca. Tapi ya bodoamat Ding, wong ini kan juga blog saya sendiri.

Yang pertama masalah UKM/Organisasi. Banyak deadline organisasi ke Biro Kemahasiswaan yang harusnya dikerjakan bersama-sama, tapi tidak seakan-akan cuma tanggungjawab saya saja. Ini juga berkaitan dengan event UKM tahun depan yaitu pertandingan Internasional The 5th SMIPSC 2020, yang tentunya saat ini membutuhkan persiapan yang matang.
Yang kedua, akhir Desember ini PSHT Cabang Grobogan akan mengadakan pertandingan yang di event ini saya jadi sekretaris pertandingan. Padahal pengalaman saya masih 0 didalam hal ini, mumet Cok!.
Selanjutnya, masalah latihan. Selain masalah-masalah tadi saya juga masih harus tetep latihan karena di bulan Februari 2020 saya akan mengikuti Kejurnas UPN veteran Yogyakarta 2020. Setelah itu saya juga bertanding di SMIPSC 2020 di bulan Maretnya. 
Terakhir, SKRIPSI!!!.. Tentunya saya pengen cepet lulus, karena ada tuntutan dari orang tua agar bisa cepet kerja, dan juga tuntutan dari seorang wanita agar cepat nikah. Dan tentunya hal-hal ini bisa terlaksana kalau saya cepet lulus. Sementara saat ini 2 hal diatas malah menyita seluruh perhatian dan fokus saya, duh biyung. Ditambah lagi bulan februari dan Maret saya masih harus bertanding sementara semester 8 {target lulus saya) berakhir kira-kira bulan Juni-Juli. Kalau sampai molor kelulusan saya kan nantinya kasihan yang bayarin uang kuliah saya.
Wes cukup sekian dulu ya cerita saya. Besok tak ceritain lagi. Ini saya mau coba merem lagi aja siapa tau bisa bobok nyenyak, see you next time!

Kamis, 28 November 2019

"Aku Mlaku Alon-alon Mergo Sadar Aku Sopo"

"Aku Mlaku Alon-alon Mergo Sadar Aku Sopo"


Jadi mahasiswa sejauh ini adalah fase yang paling menyenangkan selama hidup yang sudah saya jalani sejauh ini. Fase dimana remaja ABG di masa-masa SMA harus mulai ditinggalkan dan memasuki fase Mahasiswa yang harus mulai berpikiran dewasa.

Selain itu saat jadi seorang Mahasiswa jugalah saya dapat merasakan jadi anak rantau, biarpun jarak kampung halaman ke Solo hanya 2 jam perjalanan, namun tetap saya baru di fase ini saya bisa merasakan hidup mandiri, maksudnya mandiri adalah dalam hal bebas mengatur hidup sehari-hari tanpa diatur oleh orang tua dirumah. Walaupun tiap Minggu masih tetep juga minta uang jajan sama uang kos sih, wkwkwkwkw.


Tak terasa saat ini saya sudah sampai di Semester 7, sebulan lagi sudah memasuki tahun 2020. Saat rebahan di kos teman setelah pulang dari kampus, terpikir oleh saya pertanyaan acak yang tiba-tiba sering muncul : sudah dapat apa saja selama kuliah 7 semester?.

Saya jadi malu sendiri, selama ini apa yang saya telah perbuat untuk kebaikan, bukan hanya untuk sendiri tapi juga untuk orang lain. Apakah saya sudah jadi orang yang bermanfaat? Apakah saya sudah memenuhi kriteria seorang penuntut ilmu yang pantang menyerah? Sudah berapa banyak teman-teman yang sudah saya bantu, paling tidak dibeliin es tes pada saat cuaca panas di kota Solo? Apa saja skill yang sudah dikuasai untuk bekal mencari nafkah kelak? Ilmu Massage? Kepelatihan? Tes & Pengukuran? Public Speaking? Reparasi motor atau apasaja lah yang bisa menghasilkan nantinya, ada???.

Mungkin sudah terlambat untuk menyesali waktu yang terbuang selama 7 Semester ini, yang harusnya bisa saya manfaatkan untuk berbuat kebaikan dan memperkaya skill diri sendiri. Eh, gak juga Ding. Bukankah selama 7 semester ini saya selalu latihan Pencak Silat dan banyak ikut pertandingan Pencak Silat? Saya lupa hal itu ehehehe. 

Sekalian saja saya cerita disini masalah ini, semoga pembaca blog saya yang Budiman tidak berkeberatan saya bercerita panjang x lebar disini. Lagi pula ngapain juga pembaca keberatan saya cerita masalah saya disini, ini kan blog saya ya suka-suka saya dong :v.

Selama 7 Semester ini saya berlatih Pencak Silat, saya merasa saya juga kurang maksimal melakukannya. Harusnya sekarang saya sudah bisa dapat prestasi yang lebih tinggi lagi, apabila saya bisa lebih fokus lagi. Ini bukannya menyalahkan ketetapan Allah SWT ya kenapa kok saya lebih sering kalah daripada menangnya pas pertandingan. Tapi saya berpikir mungkin saya akan lebih bisa meningkat prestasinya bila saya punya fokus yang lebih, serta mental yang lebih Kuat daripada sekarang. 

Baiklah, di semester 7 ini, yang kalau diibaratkan itu adalah Semester "Hamil Tua", adalah kesempatan terakhir saya sebagai Mahasiswa untuk berbuat lebih. Ibaratnya kamu mau lulus cuma begini-begini aja, atau masih mau belajar hal-hal yang bermanfaat lagi?, Kamu mau prestasi Pertandingan mu segini aja, atau masih mau jadi Juara Nasional?, Mau lulus sekedar lulus, kenapa gak lulus cumlaude aja sekalian!?

Sek sek, itu semua adalah harapan yang sangat tinggi. Saya sadar saya orang biasa dan butuh proses disiplin yang panjang serta tidak mungkin semua hal tadi bisa langsung diraih semuanya dalam waktu singkat. Kalau di lagunya Denni Caknan ada liriknya "Aku Mundur Alon-alon", nah menurut saya impian-impian saya tadi harus dilakukan terencana dan terstruktur, atau bisa juga saya bilang "Mlaku Alon-alon Mergo Sadar Aku Sopo". Dan jangan lupa pepatah klasik orang Jawa "Alon-alon Waton Kelakon". Paham ya? Paham gak? Jangan iya-iya aja tapi gapaham.

Senin, 30 September 2019

POMNAS Pencak Silat 2019 DKI Jakarta : Airmata Bahagia sekaligus Duka

POMNAS Pencak Silat 2019 DKI Jakarta : Airmata Bahagia sekaligus Duka

POMNAS Pencak Silat Jakart 2019

19.9.19 mungkin akan jadi angka keramat yang akan kukenang sampai tua nanti, karena angka itu adalah adalah angka yang merupakan tanggal yang mungkin merupakan salah satu tonggak sejarah hidup saya, terutama di masa muda ini. Bagi pembaca yang ingin tahu, tanggal itu (19 September 2019) adalah tanggal penyelenggaraan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) DKI Jakarta Cabang Olahraga Pencak Silat. Dan yang sampai saat ini sulit dipercaya adalah, seorang Wisnu Bayu Murti ikut bertanding sebagai Kontingen Jawa Tengah dalam event tersebut, wow!

Tulisan ini bukanlah bentuk kesombongan saya, bukan pula maksud saya untuk pamer dan membangga-banggakan pencapaian yang saya raih. Yang ingin saya tuliskan justru adalah rasa rendah diri saya. Karena sangat susah dipercaya bahwa saya, yang bisa dibilang seorang Pesilat Kampung, dengan teknik-teknik silat yang biasa-biasa saja, pesilat yang berasal dari kampung, biasa berlatih ala kadarnya di Alam terbuka bisa ikut berlaga di Ajang penuh gengsi ini. Dan yang lebih mengesankan saya adalah pertandingannya digelar di Padepokan Pencak Silat TMII, yang notabene adalah tempat lahirnya para Pesilat Jawara kaliber Internasional. Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa!
Im POMNAS Pencak Silat Jawa Tengah 2019


Namun dibalik semua kesan yang menyenangkan tadi, terdapat hal yang menyedihkan, karena pada event ini saya belum bisa berbuat banyak. Pada pertandingan pertama saya saya harus langsung mengakui keunggulan lawan saya dan kalah, di pertandingan pertama!

Memang bukan pertama kali ini saja saya kalah di pertandingan pertama saya, namun kali ini berbeda. Saya kalah justru di pertandingan yang sangat bergengsi dan sangat saya impikan. Karena katanya POMNAS itu adalah "PON-nya Mahasiswa". Tentu rasa sesal akibat kekalahan ini lebih sakit dibanding kekalahan yang dulu.

Ditambah lagi, saya adalah anggota tim Jawa Tengah yang pertama kali mengalami kekalahan. Ini yang membuat saya merasa menjadi "tumbal" yang harus mati duluan, sebagai atlet yang harus istirahat duluan padahal teman tim yang lain masih bertanding, jadi "turis" yang kerjaannya mondar-mandir menonton teman-teman yang lain yang masih bermain. Asem!
Im POMNAS Pencak Silat Jawa Tengah 2019


Namun dibalik rasa pahit, pasti ada manisnya juga. Setelah kalah saya harus membantu dan mensuport teman tim yang masih bertanding. Dukungan dan dorongan selalu saya berikan kepada tim, entah itu menyiapkan keperluan pertandingan, membantu pemanasan, mengecek jadwal bertanding, memberi semangat kepada atlet selama pertandingan berlangsung, dan tentu saja Doa yang selalu saya panjatkan untuk tim POMNAS Pencak Silat Jawa Tengah. 
Im POMNAS Pencak Silat Jawa Tengah 2019 dari UNS


Sampai akhirnya, hasil yang sungguh luar biasa. Jawa Tengah meraih Juara Umum 2 di bawah tuan rumah DKI Jakarta dengan perolehan 3 emas, 3 perak, 4 perunggu. Hasil ini menurut saya sungguh luar biasa karena bisa dibilang persiapan tim Jawa Tengah yang berlangsung intensif hanya sekitar 2 Minggu. Namun kekompakan serta semangat tim yan terbangun mampu membuat tim meraih hasil yang maksimal, dan tim Jawa Tengah dapat pulang dengan kepala tegak.
Yah, memang agak berat juga sih. Melihat teman-teman lain yang mampu meraih medali sementara diri sendiri tidak mendapat hasil apa-apa. Namun dari situ, justru muncul motivasi yang tak diduga-duga. Dari kekalahan ini saya harus belajar, dan memperbaiki diri serta bersiap menatap event selanjutnya, saya disadarkan oleh Allah bahwa masa muda masih panjang, kesempatan masih terbuka lebar, asal masih mau berusaha dan berlatih, serta memperbanyak doa dan amalan. Dari sini saya bertekad cangcut taliwondo, di pertandingan selanjutnya saya harus jadi juara, semangat!

Minggu, 11 Agustus 2019

Makna Lambang Kabupaten Grobogan

Makna Lambang Kabupaten Grobogan


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan tentang Lambang Daerah Pemerintah Kabupaten Grobogan tanggal 23 September 1968 disyahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 8 Pebruari 1971 Nomor Pemda 101412-30, bahwa Lambang Daerah Pemerintah Kabupaten Grobogan sebagai berikut :

Lambang Daerah tersebut diatas memiliki makna sebagai berikut :

1. Perisai dengan batas tali bersimpul delapan dengan tulisan "Kabupaten Grobogan" bermakna bahwa Wilayah Kabupaten Grobogan dikelilingi oleh 8 Kabupaten tetangga.
2. Bintang warna kuning emas,dan bergaris pinggir putih. Artinya Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mencerminkan bahwa seluruh rakyat dan penduduk Kabupaten Grobogan pada umumnya meyakini dan berbakti terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan landasan mental dan iktikad yang suci murni. Sudut 5 (lima) pada bintang artinya : Pancasila. Masyarakat Kabupaten Grobogan khususnya dan Indonesia pada umumnya bertekad bulat dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Pancasila adalah merupakan sumber hukum untuk mengurus dan mengatur daerah serta merupakan dasar falsafah dari segala tindak tanduk dan gaya Pembina Daerah.
3. Warna dasar kuning, melambangkan kemurnian dan keluhuran budaya.
4. Alas berwarna biru tua di bagian bawah. Melambangkan kesetiaan, artinya rakyat Grobogan selalu setia kepada bumi sebagai tempat berpijak, yaitu kesetiaan terhadap Daerah dan Negara Republik Indonesia.
5. Tiga gelombang aliran warna biru muda. Melambangkan 3 sungai utama, yaitu Sungai Tuntang, Serang dan Lusiyang berguna bagi rakyat Kabupaten Grobogan.
6. Kobaran api. Melambangkan sumber api alam di Kabupaten Grobogan (Mrapen), sebagai simbol kehidupan dengan semangat yang menyala-nyala dan tidak pernah padam.
7. Warna hijau yang membentuk simbol pohon dan daun jati berwarna kuning. Melambangkan hutan yang membentang di Kabupaten Grobogan sebagian besar merupakan hutan jati yang diharapkan mampu memberikan kemakmuran.
8. Gambar dua gunung berwarna biru. Melambangkan kondisi geografis Kabupaten Grobogan yang dibatasi oleh 2 (dua) pegunungan yaitu Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Kapur Utara.
9. Gambar penampang melintang belahan bambu yang dijajarkan (Klakah). "Klakah" adalah tempat pembuatan garam darat yang khas di Kabupaten Grobogan sebagai lambang kerajinan rakyat di bidang industri kecil.
10. Gambar bambu runcing. Melambangkan semangat seluruh rakyat dalam memperjuangkan, mempertahankan, membela dan mengisi kemerdekaan.
11.  Gambar bulir padi dan jagung. Melambangkan hasil utama pertanian di Kabupaten Grobogan.
12. Gambar Simbol Cahaya Listrik / Halilintar (Petir). Melambangkan kekuatan alam yang harus dapat dikuasai oleh rakyat Kabupaten Grobogan. Menggambarkan karakter masyarakat Kabupaten Grobogan dalam kemampuannya mengendalikan hawa nafsu. Halilintar (petir) ini diambil dari filosofi Legenda Ki Ageng Selo.

13. Serangkaian 17 gerigi daun jati, 8 nyala kobaran api, 4 kelakah bambu, 5 ruas bambu runcing dan disinari cahaya halilintar.  Melambangkanbahwa inti perjuangan masyarakat dan Bangsa Indonesia yang ada di Kabupaten Grobogan dilandaskan pada semangat proklamasi 17 Agustus 1945.

Source: https://grobogan.go.id/profil/lambang-daerah/makna-lambang-daerah

Sabtu, 10 Agustus 2019

"Jangan Nilai Buku Dari Sampulnya"

"Jangan Nilai Buku Dari Sampulnya"

Wisnu Bayu Murti Grobogan

Sudah sejak pagi tadi aku dalam perjalanan dari Rumah menuju Posko KKN di Desa Ponowaren, Kecamatan Tawangsari Sukoharjo. Perjalanan yang sebenarnya tidak terlalu jauh namun harus ditempuh selama 4 jam. Sesampainya di posko waktu sudah menunjukan pukul 14.30.

tanpa sempat beristirahat aku langsung menuju ke Masjid Al-Amin di Dukuh Jonggolan dekat dengan Posko KKN karena hari ini Sabtu 10 Agustus 2019 adalah jadwal lomba Taman Pendidikan Al-Qur'an yaitu salah satu program kerja kelompok KKN kami.

Setelah persiapan beberapa lama, akhirnya lomba TPA pun dimulai, aku mendapat bagian lomba Adzan, aku mendampingi ustadz yang kami mintai tolong untuk menjadi juri lomba. Kebetulan peserta lomba adzan hanya ada 7 santri, sehingga lomba cepat selesai. 

Aku tak begitu mengenal bapak tadi karena komunikasi beliau dengan kelompok kami melalui teman KKN yang lain, Setelah lomba selesai, aku coba ajak bapak tadi berbincang, sebut saja namanya bapak Tri. Kucoba berbasa-basi

"Saya baru tau pak, ternyata adzan itu pada bagian hayya alas sholat dan hayya alal falah harus sambil menengok ke kiri dan ke kanan"

"Oh iya mas, itu dari semua mahzab mengajarkan begitu, baik NU maupun Muhammadiyah setahu saya juga begitu"

"Oalah iya pak, selama ini saya kalo adzan ya lurus kedepan aja"

"Bapak sudah lama mengajar ngaji pak?"

"Waduh saya nggak ngajar TPA mas"

Sontak aku pun terkejut, karena kupikir beliau ini adalah seorang Ustadz yang mengajar TPA dari santri yang mengikuti lomba. Info dari teman-teman KKN juga beliau adalah takmir masjid disini.

"Hmm bapak sudah lama jadi takmir masjid?"

"Saya juga bukan takmir mas, takmirnya sudah ada yang lain, saya cuma bantu bersih-bersih disini"

"Masnya kuliah ambil jurusan apa?" Ganti beliau yang bertanya.

"Saya ambilnya jurusan Olahraga pak"

"Wah bagus itu mas, nanti jadi guru olahraga, biasanya enak nanti cari kerjanya"
.
.
Selepas itu obrolan pun mengalir sampai jauh (walah malah kayak iklan paralon :v)
.
"KKN disini berapa bulan mas?"

"45 hari pak, InsyaAllah nanti sampai tanggal 22 Agustus"

"Wah berarti tinggal 12 hari lagi ya?, Sudah mau selesai"

"Nggih pak"

" Kalo dulu saya kuliah S1 Hukum di Magelang, saya lanjut S2 nya di solo, sebelum itu saya juga sekolah pelayaran dik"

Akupun kaget mendengarkannya, ternyata beliau ini seorang Magister Hukum, selain itu menurut cerita beliau sebelumnya juga adalah seorang lulusan Akademi Pelayaran.

"Oalah, berarti bapak niki ngajar nggih? (Jadi Guru)"

"Nggak dik, saya orang partai"

Lantas dia menceritakan bahwa dia ternyata adalah anggota salah satu partai yang cukup terkenal.

"Saya sejak lama udah jadi anggota partai dik, bahkan saya dulu itu juga termasuk perintis Cabang-cabang partai. Saya sudah keliling hampir seluruh Indonesia sudah saya masuki untuk mendirikan cabang-cabang di daerah di Seluruh Nusantara"

"Kemarin saya juga nyaleg dek, di DPRD kota. Saya kalah 17 suara dari saingan saya. Saingan saya itu pun sebenarnya kawan saya juga.
Sebenarnya dari awal saya kalau saya kalkulasi saya sudah menang 800 suara dari pesaing-pesaing saya. Tapi pas saat H-1 pencoblosan seorang petinggi salah satu ormas Nasional tiba-tiba membuat keputusan agar anggota nya mengalihkan dukungan ke suatu partai politik, padahal saya sudah susah payah meraih dukungan dari ormas keagamaan tersebut, yah mau gimana lagi dik udah rezekinya begini" ujar beliau panjang lebar.

Betapa herannya aku dengan bapak ini, dilihat dari penampilan luarnya dia sangat sederhana dan apa adanya, tidak ada yang spesial dari dirinya. Namun ternyata dibalik itu semua ada hal yang menakjubkan dalam dirinya.

*Ohh berarti bapak sekarang kerjanya apa?"

"Sekarang saya nggarap sawah aja dik"

"Dulu saya pernah berlayar dik, walahh kalo dipelayaran gajinya biasanya 117 jutaan pasti megang dik. Tapi dulu itu pas saya lagi berlayar bapak saya meninggal di kampung, saya gak bisa pulang karena udah ikat kontrak, sampai akhirnya saya terlempar ke dunia politik, hehehe. Sekarang saya tinggal dengan ibu saya, ibu saya udah sepuh dik, usianya sekarang 95 tahunan, saya mau berlayar masih belum diperbolehkan sama ibu saya. Yasudah saya putuskan dirumah dulu merawat ibu saya, pingin berbakti di masa tuanya Kini"

Aku pun terharu dengan ceritanya ini, seorang lulusan akademi pelayaran, selain itu juga Magister Hukum, salah satu anggota partai politik besar di Indonesia yang lika-liku hidupnya begitu berliku. Kesempatan mengobrol seperti ini tentu sangat jarang terjadi.

Obrolan terus berlanjut, ternyata memang benar beliau bukan orang sembarangan. Beliau tahu hal-hal yang terjadi di balik layar kejadian besar di Republik ini. Misal tentang salah satu partai politik yang sudah diberi jatah kursi jabatan tinggi di MPR. Lalu kejadian dibalik padamnya listrik di pulau Jawa selama 14 harian, dan kejadian-kejadian lain. Saya tidak berani menceritakan hal ini, takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Zaman sekarang harus pintar cari peluang mas, sekarang misal masnya lulus, nanti teman-teman kuliah sampeyan bakal jadi saingan mencari lowongan pekerjaan. Ditambah lagi nanti katanya mau impor guru dari luar negeri. Udah saingan sama temen sendiri, ditambah saingan sama orang luar negeri, susah pake banget jadinya"
"Bukan cuma guru Ding, Sekarang ada juga rencana impor Rektor dari Luar Negeri, Republik ini jadi edan sekarang".

Semakin takjub saya, pemikiran beliau sangat luas dan mampu melihat resiko di masa depan. Sekaligus miris juga sih dengan keadaan negeri sekarang yang makin amburadul.

Beliau juga bercerita, selama di kampus dulu beliau adalah seorang aktivis bahkan sampai sekarang di masa tuanya. Di Akpelni beliau pernah jadi Komandan Resimen Mahasiswa, saat kuliah Hukum di masa kejatuhan Presiden Soeharto, beliau bahkan sudah menjadi ketua BEM. Saat tragedi 21 Mei beliau pun juga datang ke gedung MK, bahkan temannya sendiri juga menjadi korban tewas tertembus peluru tajam. 

Memang benar kata pepatah, jangan nilai buku dari sampulnya~

Senin, 05 Agustus 2019

Pengalaman Seru Bertanding di POMPROV Jawa Tengah Cabor Pencak Silat 2019

Pengalaman Seru Bertanding di POMPROV Jawa Tengah Cabor Pencak Silat 2019



Wisnu Bayu Murti, Pencak Silat, UNS, Jawa Tengah
Tim POMPROV Pencak Silat UNS 2019

Ini adalah pengalaman yang akan sangat susah dilupakan. Pengalaman pertandingan POMPROV (Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi) ini adalah salah satu anak tangga saya meniti karir sebagai atlet Pencak Silat. Pertandingan yang digelar di Auditorium Ukhuwah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) ini berlangsung tanggal 29-31 Juli 2019. Berikut ini adalah ceritanya.

Sejak awal sudah banyak aral melintang yang saya hadapi sebelum pertandingan ini. Yang pertama adalah pelaksanaan Pertandingan yang diundur hampir 2 Minggu, yang awalnya tanggal 12-15 Juli diundur sampai akhir bulan. Hal ini sangat mengganggu fokus saya dalam persiapan menghadapi pertandingan.

Yang kedua, Pertandingan ini berbarengan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) saya yang berlokasi di ds Ponowaren, Tawangsari, Kab. Sukoharjo. Tentu berat bagi saya untuk membagi fokus antara latihan persiapan pertandingan dengan KKN karena pertandingan Pencak Silat itu memerlukan fokus yang sangat tinggi. Akhirnya mau tidak mau saya dan teman saya harus izin mengikuti KKN selama 15-1 Agustus 2019 guna mengikuti pemusatan latihan di Surakarta.

Tentu saja hal ini menjadi masalah, sebab izin kami lebih dari 2 Minggu atau hampir 40% ketidakhadiran dan kami terancam tidak diluluskan dan harus mengikuti KKN lagi di periode selanjutnya.

Yah, mau bagaimana lagi. Hidup adalah pilihan. Kami pun bertanding bukan atas nama pribadi namun juga membawa nama besar UNS, dan karena POM (Pekan Olahraga Mahasiswa) pun juga bukan ajang olahraga sembarangan. Ibaratnya POM adalah PON-nya Mahasiswa. Kami akhirnya beranikan diri tetap mengikuti pemusatan latihan dan izin selama 16 Hari.
Wisnu Bayu Murti, Pomprov, Pencak Silat, Jawa Tengah, UNS
POMPROV Pencak Silat Jawa Tengah 2019

Masalah tak berhenti sampai disitu. Hambatan yang ketiga adalah berat badan yang masih belum masuk di kelas saya (Saya masuk di kelas berat badan E Putra yaitu 65-70 kg) bahkan sampai h-1 berat badan saya masih 71,5 kg atau over 1,5 kg. Mau tidak mau tentu saya saya harus diet dan menambah aktivitas guna mengurangi berat badan.

Bayangkan, dengan kondisi badan lelah, kelaparan tapi masih harus menambah aktivitas lagi. Ditahap ini saya mengalami stress berat.

Setelah keberangkatan kontingen pada tgl 28 Juli, kami dampai di penginapan pukul 22.00 malam, saya langsung beristirahat. Sampai tgl 31 atau hari terakhir pertandingan saya harus tetap menahan lapar sebelum ditimbang karena berat badan yang sangat "ngepres", panas badan saya rasanya. Untung undian agak menguntungkan saya karena saya hanya perlu bertanding sebanyak 2 kali untuk meraih juara 1. 
Wisnu Bayu Murti UNS Jawa Tengah Grobogan
Naik Podium

Alhamdulillah semua usaha tadi tidak sia-sia dan berkat doa teman-teman serta pelatih saya mendapat juara 1 dan Insya Allah berhak mewakili Jawa Tengah berlaga di ajang POMNAS 2019 yang diselenggarakan di DKI Jakarta. Alhamdulillah :)