"In lam takun ‘alayya ghodlobun fala ubali
Asalkan Engkau, wahai Tuhan, tidak marah kepadaku – maka kuterima apa saja nasibku di dunia"

Selasa, 05 Mei 2020

Selamat Jalan The Lord of Brokenheart

Selamat Jalan The Lord of Brokenheart



Patah hati dan pengkhianatan bukanlah topik yang biasanya membuat kita mau merayakannya. Namun jangan salah dulu, patah hati bisa dirayakan dengan suka cita oleh Pakdhe Didi Kempot lewat lagu-lagunya yang mengharu biru namun sekaligus juga menyembuhkan luka bagi yang tersayat hatinya. Entah tersayat oleh Pengkhianatan sang kekasih, cinta tak di restui, ditinggalkan dirinya karena berbeda kasta, dan alasan-alasan lainnya yang umum menimpa umat manusia yang sedang keracunan cinta. Hari ini (Selasa, 5 Mei 2020) kabar yang membuat hati begitu pilu, sang maestro, peny.anyi lagu “Aliran Jawa” sekte “Patah Hati” telah berpulang ke Rahmatullah, kabarnya pada pukul 07.30 pagi tadi.
Sedikit aku ceritakan padamu, kawan. Di bandingkan kabar meninggalnya tokoh-tokoh baik Nasional maupun Internasional, berita meninggalnya Pakdhe Didi Kempot inilah yang paling membuat saya merasa kehilangan. Mungkin akan ada yang bilag kalau saya ini lebay, terlalu berlebihan, atau bahkan menganggap saya kurang kerjaan menaggapi kepergian orang yang bahkan tidak pernah bertemu langsung dengan saya. Saya sendiri juga bingung, kenal juga enggak, ketemu juga belum pernah, tapi ada alasan yang membuat saya merasa seperti kehilangan bagian diri saya sendiri, baiklah akan saya coba ceritakan.
Dari sejak saya masih kecil, keseharian saya sudah di cekoki dengan lagu-lagu beliau, baik dari radio, televisi hitam putih punya’e simbah dulu, di pasar boloh yang diputar dari lapak kaset, hajatan pernikahan, atau dari tape recorder tetangga. memang dulu juga gak paham apa maksud dari lagu yang selalu diputar dan selalu saya dengar itu, maklum saja wong ya saat itu otak saya juga masih berkembang belum sempurna, yaa kira-kira masih seukuran biji kedondong lah. Namun tak bisa dipungkiri bahwa lagu-lagu itulah yang selalu menemani sejak saya kecil ber-otak biji kedondong sampai saya besar dan otak saya jadi sedikit lebih besar. Harus saya akui bahwa saya seperti “Di Momong” oleh Pakdhe Didi Kempot lewat lagu-lagunya membuai pendengaran.
Dari anak-anak ingusan yang otaknya belum berkembang, sampai jadi anak remaja kusam yang terjerat Tjinta Monjet, lagu-lagu beliau juga sangat asyik didengarkan. Lirik lagunya yang menyampaikan rasa sakit yang sesakit-sakitnya akibat cinta namun dapat saya nyanyikan dengan suasana perayaan. Susah bagi saya menyampaikan bagaimana perasaan saya tentang beliau, namun disini bisa saya katakan bahwa bersama kepergian beliau, rasanya seperti ada yang terjerabut paksa dari diri saya, seperti ada sesuatu yang diambil paksa, dan sesuatu itu adalah bagian dari diri saya sendiri, pokoknya AMBYAR TATU CIDRO nyampur dadi siji gaiso dijelaske ngangge kata-kata!
Saya punya cerita yang agak menarik, pada saat saya mengikuti kejuaraan POMNAS Pencak Silat di DKI Jakarta tahun 2020 menjadi wakil Provinsi Jawa Tengah, saat menjadi suporter mendukung teman setim yang sedang bertanding, yaitu mas Ahmad Zein Fauzi yang turun dikelas H Putra (81-85 Kg) yang melawan atlet tuan rumah. Pertandingan berjalan begitu alot dan mendebarkan namun akhirnya dimenangkan oleh mas zein. Kami suporter Jawa Tengah spontan merayakannya dengan sama-sama bernyanyi “Teles Kebes Netes Eluh CENDOL DAWET, Cendol dawet2x seger.........” dan seterusnya. Lagu perayaan itu sangat membekas bagi kami dan kontingen lain (sepertinya begitu wkwkwkw). euforia perayaan itu sedikit mengobati hati saya yang sebelumnya bukan saja tidak menang namun juga sudah kalah, bahkan saya adalah yang pertama kalah dari Tim Jawa Tengah. Namun nyanyian tadi sedikit mengobati hati saya.
Stasiun Balapan, Pantai Klayar, Dalan Anyar, dan lain sebagainya, ditangan beliau tempat-tempat itu mampu diubah ke dalam lagu yang berisi sejuta luka dan memori. Bahkan benda sehari-hari yang biasa ditemui seperti kembang tebu, kalung emas, suket teki, macam-macam profesi seperti Mbah Dukun dan Sutradara Cinta, semuanya menjadi lagu yang menghibur hati yang luka. Ada juga lagu beliau yang belum saya dengarkan dengan judul “Ojo Mudik”, sungguh seorang seniman yang sangat produktif. Beliau membuat saya berpikir apa saja yang sudah saya lakukan selama ini? Beberapa minggu lalu beliau membuat sebuah konser Online untuk penggalangan dana guna membantu pemerintah mengatasi Pageblug COVID-19, dan berhasil mengumpulkan sekitar 7M, lantas apa yang sudah saya perbuat selama ini untuk membantu sesama? Apakah saya sudah berdedikasi penuh di bidang yang saya tekuni sama dengan dedikasi beliau menekuni kesenian lagu jawa selama 30 tahun-an?.
Pribadinya yang murah senyum sungguh berbanding terbalik dengan lagu-lagunya yang mengharu-biru merindu-dendam. Dengannya kami dapat merayakan patah hati dengan suka cita. Aturan yang menyebutkan bahwa laki-laki tidak boleh menangis hancur lebur saat mendengar lagu-lagunya, tak apa-apa laki-laki menangis tapi setelah habis air mata harus bangkit lebih kuat, kalau memang sudah tidak kuat ya pokok e kudu kuat! Laki-laki harus manusiawi, biarpun diluar tampak sangar tetapi didalam hatinya ambyar wkwkwkwkw. Komunitas Sadbois dan Sadgirls sangat berduka, Sobat Ambyar seperti kehilangan sosok pengobat rindu, bahkan saya menangis saat menulis tulisan ini, biarpun Cuma didalam hati. Namun ternyata seperti saya bilang tadi tulisan pendek ini tak bisa merangkum semua perasaan sedih dan duka yang saya rasakan. Selamat jalan Sang Maestro, The Lord Of Brokenheart, Duke of Cidro, Sugeng Tindak Pakdhe, Semoga Khusnul Khotimah. Al Faatihah!

Sabtu, 21 Maret 2020

#Cangkeman3  : Corona Make Me Cry

#Cangkeman3 : Corona Make Me Cry




Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatu, apa kabar semuanya?
Hari ini hari Sabtu tanggal 21 Maret 2020. Aku mau berbagi cerita diriku kepada kalian para pembaca. Topik kali ini yang ingin aku ceritakan adalah mengenai Pandemi Corona (COVID 19). Awalnya aku malas sekali menulis cerita pengalaman hidupku saat ini. Namun setelah berpikir cukup lama sekitar 1 menit 39 detik akhirnya aku putuskan bahwa pengalaman ini harus ditulis sebagai warisan untuk anak cucuku kelak. Dengan kebulatan tekad akhirnya aku memutuskan mau makan dulu soalnya laper abis itu baru nulis.

Oke, jadi gini gan. Sejak aku kecil aku tidak pernah kepikiran bakal ada kejadian seperti ini. Dulu aku pernah sih mendengarkan sebuah hadist yang intinya apabila di suatu daerah terkena wabah/Thaun, maka orang diluar daerah tersebut tidak boleh memasuki daerah wabah tersebut, dan orang yang berada di daerah itu sebaliknya tidak boleh keluar dari daerah itu. Bahasa kerennya saat ini kalau gak salah inget adalah Smackdown, atau kita pakai Bahasa Indonesia aja ya yaitu Karantina. Dari hadist ini aku paham kalau apabila terjadi wabah terutama wabah yang menular maka harus dilakukan karantina agar penyebarannya tidak meluas. Kalian tau gak kalo aku sama sekali gak kepikiran bahwa wabah seperti ini akan terjadi dan melanda Di Indonesia. Aku berpikir “ah mana mungkin sih Indonesia akan terkena wabah kayak gini, Dulu pas ada virus Ebola aja kita aman-aman aja tuh gak sampai sini”. Jadi pada saat diberitakan bahwa Corona sudah masuk di Indonesia aku agak kaget juga sih, ayam ayam ayam.

Oh iya bagi yang belum tau ya, Virus Corona ini awalnya tuh berasal dari Kota Wuhan, China. Sekitar 8 bulan perjalanan jalan kaki dari Wonogiri, 24 bulan kalau jalannya mundur. Aku tau adanya Virus ini sejak bulan Desember 2019 dan saat itu aku samasekali belum berpikir bahwa Virus ini akan menyebar sampai Indonesia dan bahkan WHO sudah menyatakan bahwa COVID 19 menjadi Pandemi, Pandemi ya bukan Indomie. Virus ini menyebar melalui Droplet/cairan tubuh penderita yang sudah terinfeksi Virus (Ludah, Ingus, Muncratan pas lagi ngomong dll). Pada saat itu Virus ini belum terlalu Booming karena kalah beritanya sama berita Laut Natuna Utara yang di klaim China. Aku santai-santai aja karena masih berpikir paling Virusnya pas sampai Indonesia mati karena minder sama Virus-virus local. Dan akhirnyaa…

Januari, Februari, dan akhirnya sampai bulan Maret 2020. Seharusnya tanggal 15 Maret 2020 aku bertanding di even The 5th Sebelas Maret International Pencak Silat PSHT Championship 2020. Kepanjangan ya? Yaudah disingkat aja jadi SMIPSC. Bisa dibilang ini adalah pertadingan yang sangat penting bagiku karena aku sudah Semester 8 dan harus segera focus mengerjakan skripsi. Dan akupun sudah berjanji akan focus mengerjakan skripsi setelah pertandingan ini, jadi ini adalah terakhir kalinya aku bertanding sebagai Mahasiswa UNS. Pertandingannya dilaksanakan di Student Center UNS dan seharusnya pula pertandingannya berakhir kemarin hari Jumat. Hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya adalah bahwa pertandingan ini akan di tunda, dan yang paling gak kepikiran adalah pertandingannya diundur akibat Si Virus Tengil ini, mau tau cerita lanjutannya? Oke jadi begini ceritanya.

Pada Tanggal 13 Hari Jumat adalah hari terakhir TC Atlet dilakukan. Panitia juga sudah bersiap-siap menata gelanggang dan tempat pertandingan. Registrasi akan dilaksanakan hari Minggu dan Opening Ceremony akan dilaksanakan malamnya. Undangan sudah disebar ke tamu Undangan diantaranya Rektor dan Wakil Rektor 3, Walikota, Pembina, Kapolresta, DANDIM, Ketua-ketua Cabang, Pejabat Romawi dll. Aku juga sudah siap tempur dan gelut begitu pula dengan teman 1 tim. Namun yang terjadi setelahnya sungguh diluar dugaan. Malamnya ada kabar bahwa Solo menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) Corona karena sudah ada korban meninggal di RS. Moewardi. Sekolah diliburkan selama 2 Minggu dan dihimbau agar tetap dirumah saja, kegiatan seni dan olahraga di batalkan atau diundur, CFD di tiadakan. Awalnya dengan dikeluarkannya aturan ini pertandingan akan tetap dilaksanakan karena aturan Walikota tadi tidak menyentuh lingkup Universitas. Namun pada pagi harinya barulah keluar surat edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk membatalkan/menunda segala keiatan yang mendatangkan kerumunan orang, termasuk pertandingan olahraga. Setelah berkonsultasi dengan Pembina dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni akhirnya pertandingan ini terpaksa diundur sampai keadaan membaik. Yang lebih sakit adalah pertandingan diundur H-1 kegiatan.

Tau kan apa dampaknya? Yang paling gaenak itu peserta yang baru tahu keadaan ini, padahal sudah berangkat menuju ke Solo, terutama peserta dari luar pulau jawa. Terpaksa harus kembali lagi ke daerah asal. Padahal bias dibilang biaya perjalanannya besar sekali. Tapi mau gimana lagi, itu sudah Kehendak Yang Maha Kuasa.

Dampak lainnya, ya mau gak mau skripsi  juga ikut mundur wkwkwkw…

Ada juga hal-hal lainnya yang bikin panas hati kalau diinget-inget, Ceritanya begini. Karena keadaan darurat maka MUI mengeluaran fatwa agar daerah yang rawan penularan virus menunda Shalat Jumat dan diganti dengan Shalat Dzuhur dirumah, pokoknya ibadah yang dihadiri banyak orang kalau bias dibatalkan. Fatwa MUI ini menurut saya sudah sangat tepat karena keadaannya memang sudah darurat dan memang itu yang diajarkan oleh Nabi SAW untuk menjaga kehidupan. Namun ternyata banyak yang memprotes fatwa ini dengan alasan yang macam-macam.

“Wah MUI gak bener nih orang mau ibadah kok dihalang-halangi!”
DI HALANG-HALANGI TULANG KERING LU BASAH!

Ada juga yang bilang “Hidup dan mati ada di tangan Allah SWT, kita tidak boleh takut dengan Corona dan harus pasrah dengan segala keputusan-Nya”
SEMOGA ORANG KEK GINI PAS KEBELET BOKER DI TENGAH MALEM ADA YANG MAININ SAKLAR LAMPU.

Dan yang paling ngeselin ada yang bilang seperti ini:
“Virus Corona itu ciptaan Allah, jadi jangan takut dengan Virus Corona. Tetap laksanakan ibadah Sholat Jumat seperti biasa pasti kita dilindungi”
Kalo ada yang ngomong kek gini bales aja, Macan itu juga ciptaan Allah, tapi bukan berarti kita bebas ngelus-ngelus titid macan yang sedang tidur siang. Kita harus tetap menjaga diri dengan menjauhi sebab Macan itu binatang berbahaya. Itu macan yang bisa dilihat, apalagi Virus yang susah dihindari dan ukurannya kecil banget kek amal sholeh elu. Paham gak? JANGAN IYA-IYA AJA PAHAM GAK LU!

Terlepas dari semua hal tadi, mari sama-sama kita doakan agar wabah ini dapat segera berlalu. Agar semua dapat kembali menjadi normal seperti sebelumnya dan kita semua bias beraktifitas dan berkarya sesuai passion masing-masing. Ini juga adalah peringatan bagi kita agar selalu menjaga kebersihan dan kehigienisan tempat hidup kita. Inget, makan yang halal saja teman-teman hindari makanan yang haram. Jangan lupa perbanyak ibadah, perbanyak ibadah itu maksudnya tambahin ibadah yang Sunnah ya bukannya Shalat Isya elu tambahin jadi 5 Rakaat, oke kawan?.

Selanjutnya ikuti anjuran dari pemerintah dan Tenaga Medis, inget tetep #DiRumahAja gausah keluar-keluar kalau gak penting-penting amat. Aku juga sudah menerapkan kebijakan #DiRumahAja dan mulaimencoba produktif dari rumah. Rencana mau belajar jualan online, nanti mau Tanya sama Mbak Ike, Mbak Diyah sama Mbak Dinda gimana Caranya. 

Dan terakhir tulisan pendek yang kepanjangan ini akan saya tutup dengan sebuah Quotes dari seorang filsuf bijak yang sembrono,

“Hati-hati dengan 4 perkara dalam hidup, yaitu Harta, Tahta, Wanita, Corona…..”

~Wahyu Nashrullah, Penimbun Masker~

Jumat, 03 Januari 2020

#Cangkeman2 : Resolusi, perlu gak ya?

#Cangkeman2 : Resolusi, perlu gak ya?

Gambar hanya pemanis

Tahun 2020 baru 3 hari berjalan, pada tanggal 25 Desember 2019 kemarin saya baru saja genap berusia 22 tahun. Terbayang di pikiran saya "YaAllah ternyata aku wes tuo banget (Ya Allah ternyata saya sudah tua sekali)". 

Sebenarnya, saya pribadi tidak pernah menganggap perayaan tahun baru sebagai sesuatu yang spesial, begitu juga dengan Ulang Tahun. Saya selama ini tidak pernah merayakan moment pergantian tahun, baik dengan Konvoi maupun dengan kembang api. Tau alesannya? Ya karna mager aja si, mending tiduran di rumah sambil mainan Twitter cari hiburan-hiburan receh. 

Dan mengenai perayaan ulang tahun, saya juga tak pernah menganggap perayaan ulang tahun saya sebagai hal yang spesial. Bahkan di ulang tahun ke-22 tahun kemarin saya hampir lupa kalau hari itu saya sedang ulang tahun. Untung saja ada yang ngingetin, (cie).

Bagi saya, perayaan ulang tahun saya untuk saat ini sia-sia belaka. Ngapain harus dirayakan kalau selama 22 tahun kehidupan yang dianugerahkan Allah kepada saya, saya belum bisa membuat sesuatu prestasi yang membanggakan? Dan juga sudah berapa kali saya bisa bermanfaat untuk orang lain?. Bukankah dengan hal-hal tadi, harusnya di peringatan ulang tahun itu kita harusnya bersedih hati? "Wah ternyata 22 tahun hidup, aku belum bisa bermanfaat untuk orang lain!"

Di setiap pergantian tahun, saya sebenarnya tidak pernah membuat yang namanya"resolusi". Selama ini menurut saya membuat resolusi adalah "hal yang sia-sia".

Kenapa sia-sia? Ya sebenarnya kalau kita membuat sebuah resolusi kemudian kita berusaha dengan serius untuk mewujudkannya, itu sangat bagus. Namun kalau semangat nya hanya saat membuat resolusi, tapi pelaksanaannya suka menunda-nunda, sama aja bo'ong, ce'elahhhh.

Misalnya nih, mau membuat resolusi "Saya akan menjadi juara di pertandingan POPDA silat 2020". Pas menulis resolusi ini semangat nya sangat menggelora dan menggebu-gebu. Tapi setelah itu, pas waktunya latihan 
(ah males ah enakan main PUBG),
(alahh besok aja latihannya hari ini mau rebahan aja), 
(yaelah mau berangkat latihan kok malah ujan, besok ae latihannya mau bikin Indomie aja)
(Duh, ini waktunya latihan sih. Tapi si Doi ngajakin malam mingguan)
Nah gimana? Ada yang merasa begitu?
Ngaku aja lu....
Iya eluu.....
Jan diemdiembae..
Udah nulisnya semangat, tapi prakteknya lemes lesu lunglai.
Gak malu apa kamu diketawain resolusi sendiri??!

Oke, lanjut.

Tapi, gaada salahnya juga kalau saya menuliskan resolusi saya di tahun 2020 ini. Siapa tau dengan menetapkan dan menuliskan resolusi ini, saya jadi lebih bersemangat mewujudkan apa yang ingin dicapai. Minta doanya juga untuk para pembaca agar Resolusi dan impian saya ini bisa dikabulkan Allah SWT. Karena katanya semakin banyak yang mengaminkan suatu doa maka kemungkinan doa dikabulkan jadi meningkat.

Resolusi saya di tahun 2020 ini :
1. Wisuda bulan Juni 2020 
Memang agak berat sih resolusi yang ini. Soalnya masih sibuk latihan+tanding.
Tapi ya tetep saya tulis aja, siapa tau kalau kerja keras bisa terwujud.
Kalau gak terwujud ya tinggal minta maap aja sama netijen :v

2. Juara 1 Kejurnas UPN Veteran Yogyakarta 2020 (Februari 2020)

3. Juara 1 The 5th Sebelas Maret International Pencak Silat PSHT Championship 2020 (Maret 2020)

4. Lolos seleksi Kejurwil Jawa Tengah untuk Kejuaraan Dunia PSHT (Juni/Juli maap saya lupa)

5. Juara PSHT Cup 2020 (Desember)

6. Dapet kerja, siapa tau bisa sekalian Nikah :D.

Sudah itu saja untuk kesempatan kali ini, mohon maaf jikalau tulisannya susah untuk dibaca. Maklum baru belajar nulis.
Terimakasih :)

Rabu, 01 Januari 2020

Pengalaman Jadi Sekretaris Pertandingan

Pengalaman Jadi Sekretaris Pertandingan

Panitia Pertandingan.
Ini sesuatu yang sangat baru bagi saya, namun sekaligus juga sangat saya kenal sejak lama. Ini adalah pengalaman pertama saya menjadi kesekretariatan pertandingan Pencak Silat. 

Memang saya pernah beberapa kali menjadi panitia pertandingan Pencak Silat, namun cuma jadi tukang Gong dan timer, namun pengalaman saya di Kejuaraan Pencak Silat SH Cup ke 2 PSHT Cabang Grobogan tahun 2019 ini sangat berbeda dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Jadi, begini ceritanya.

Sejak pertama saya tahu bahwa SH Cup akan dimulai, saya merasa bersemangat. Karena memang ini ajang silaturahmi PSHT Cabang Grobogan. Namun biasanya saya yang menjadi official tim Ranting kali ini mendapat tugas yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ketua Cabang memberi mandat kepada Ranting kami yaitu Ranting Toroh untuk menjadi panitia pelaksana.

Semenjak itu saya sangat sibuk dan mumet (yaelah). Tugas-tugas kesekretariatan kebanyakan saya yang mengerjakan seperti membuat proposal (mengetik, menggambar desain proposal), Buat desain ID Card Atlet, Piagam Juara, dll. Selain itu yang paling penting adalah tugas untuk menghandle pendaftaran atlet (secara online) dan selanjutnya memimpin Technical Meeting bersama official, drawing serta membuat jadwal pertandingan.

Untuk tugas-tugas pertama (proposal, id card dan piagam) sebenarnya mudah saja dan selesai dengan lancar. Namun tantangan terberat ternyata adalah mengenai pendaftaran atlet secara online dan drawing serta pembuatan jadwalnya.

Yang pertama adalah pendaftaran online atlet. Sebenarnya mudah saja membuat form pendaftaran online atlet, namun sayangnya saya tidak punya laptop untuk mengerjakannya dan semuanya dikerjakan melalui Hp saya. Dan karena hp saya sangat kentang jadi sangat sulit untuk membuat form dan tentu sangat menguras kesabaran lahir dan bathin.

Masalah kedua adalah sinyal yang sedemikian busuknya di kontrakan, membuat kesabaran yang sudah terkuras tadi harus kembali diuji. Memang benar-benar luar biasa cobaan yang diberikan ini.
Selanjutnya adalah Technical Meeting bersama official dan Drawing. Untuk technical Meeting sebenarnya tidak terlalu menguras tenaga karena dibantu Mas Ragil selaku Wasit Juri dari ranting Toroh.

Yang membuat mumet 7 putaran dan mual-mual gak nafsu makan 1 Minggu adalah masalah Drawing. Mau di ceritain gak? Yakin nih?.

Yaudah tak ceritain yaaa... Baca bener bener ya.

Paham gak lu jangan iya iya aja.

Drawing kali ini saya pakai aplikasi Excel Khusus untuk drawing/undian Pertandingan Pencak Silat. Biasanya drawing dilaksanakan dengan kertas yang digulung seperti arisan dan tentu memakan waktu yang sangat lama. Dengan memakai aplikasi Excel ini proses drawing jadi sangat mudah dan cepat.

Tak disangka, masalah baru muncul. Setelah drawing selesai Bagan akan dibuat secara otomatis sesuai jumlah peserta, kemudian kita tinggal mengcopy ke sheet lain. Awalnya semua berjalan lancar seperti yang direncanakan. Namun setelah Bagan tadi saya share ke grup official, booommmmm!.. banyak official yang protes, loh kenapa? Penasaran kan? Ciecie penasaran :v

Oke, saya jelasin ya. Ternyata eh ternyata banyak Bagan pertandingan yang tiba-tiba berubah drawing-an nya. Yang awalnya jumlah peserta 4 entah kenapa tiba-tiba jadi 5. Atlet yang dapat Bye tiba-tiba berubah sendiri, ada atlet yang hilang namanya dls. Sontak saya pun pusing dan heran, kenapa bisa terjadi?

Ternyata setelah saya tanya ke Mbak Ike (pemilik program) memang kadang terjadi hal seperti ini. Jadi seharusnya setelah Bagan jadi secara otomatis harus segera di copy di laptop. Tapi saya malah dipindah di flashdisk, jadinya aplikasi Excel itu rumusnya bekerja sendiri dan Bagan pun ikut berubah sendiri, mantap :'v.

Namun Alhamdulillah saya bisa mengatasi hal-hal tadi, mau tau gimana caranya? Gak usah saya ceritakan. Intinya adalah saya memakai ilmu komunikasi tingkat tinggi kepada para official dan kemampuan IT saya yang lumayan canggih (cie songong) untuk mendapat kembali file aslinya. And its work! Amazing!

Oke singkat cerita akhirnya masalah ini selesai. Namun apakah semua sudah beres? Ooooo tidak semudah itu fergusso!

Akhirnya tibalah hari yang ditunggu-tunggu, hari pelaksanaan pertandingan! Ternyata beban kerja bukannya menurun tapi malah meningkat. Panitia bagian sekretariatan itu nonstop kerjaannya karena harus selalu siap dan stand by menyiapkan jadwal pertandingan untuk atlet yang akan bertanding. 


Saat satu pertandingan selesai harus segera di catat atlet yang menang untuk kemudian bisa membuat jadwal pertandingan babak selanjutnya. Kalau 1 gelanggang itu masih mending, hla ini 2 gelanggang lho, mantap sekali crowded nya. :D

Untung saja saya masih dibantu dengan panitia lain di bagian kesekretariatan, kalau saya merasa capek saya minta tolong diganti sebentar. Panitia ini adalah adek-adek saya yang dulu juga pernah saya latih. Alhamdulillah sangat mengurangi beban kerja. Karena selain membuat jadwal juga sambil mencetak piagam pemenang. 

Alhamdulillah sampai akhir tugas kami sebagai panitia dapat dilaksanakan dan Pertandingan dapat berlangsung dengan sukses. Memang ada satu dua kekurangan dan kesalahan teknis. Namun itu semua bisa diatasi dengan bimbingan kangmas-kangmas sesepuh PSHT Cabang Grobogan. 

Berdasar pengalaman kali ini, saya berkesimpulan bahwa lebih baik jadi atlet pencak silat aja gausah jadi panitia lagi. Mumet!