Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatu, apa kabar semuanya?
Hari ini hari Sabtu tanggal 21 Maret 2020. Aku mau berbagi
cerita diriku kepada kalian para pembaca. Topik kali ini yang ingin aku
ceritakan adalah mengenai Pandemi Corona (COVID 19). Awalnya aku malas sekali
menulis cerita pengalaman hidupku saat ini. Namun setelah berpikir cukup lama
sekitar 1 menit 39 detik akhirnya aku putuskan bahwa pengalaman ini harus
ditulis sebagai warisan untuk anak cucuku kelak. Dengan kebulatan tekad
akhirnya aku memutuskan mau makan dulu soalnya laper abis itu baru nulis.
Oke, jadi gini gan. Sejak aku kecil aku tidak pernah
kepikiran bakal ada kejadian seperti ini. Dulu aku pernah sih mendengarkan
sebuah hadist yang intinya apabila di suatu daerah terkena wabah/Thaun, maka
orang diluar daerah tersebut tidak boleh memasuki daerah wabah tersebut, dan
orang yang berada di daerah itu sebaliknya tidak boleh keluar dari daerah itu.
Bahasa kerennya saat ini kalau gak salah inget adalah Smackdown, atau kita
pakai Bahasa Indonesia aja ya yaitu Karantina. Dari hadist ini aku paham kalau
apabila terjadi wabah terutama wabah yang menular maka harus dilakukan
karantina agar penyebarannya tidak meluas. Kalian tau gak kalo aku sama sekali
gak kepikiran bahwa wabah seperti ini akan terjadi dan melanda Di Indonesia.
Aku berpikir “ah mana mungkin sih Indonesia akan terkena wabah kayak gini, Dulu
pas ada virus Ebola aja kita aman-aman aja tuh gak sampai sini”. Jadi pada saat
diberitakan bahwa Corona sudah masuk di Indonesia aku agak kaget juga sih, ayam
ayam ayam.
Oh iya bagi yang belum tau ya, Virus Corona ini awalnya tuh
berasal dari Kota Wuhan, China. Sekitar 8 bulan perjalanan jalan kaki dari
Wonogiri, 24 bulan kalau jalannya mundur. Aku tau adanya Virus ini sejak bulan
Desember 2019 dan saat itu aku samasekali belum berpikir bahwa Virus ini akan
menyebar sampai Indonesia dan bahkan WHO sudah menyatakan bahwa COVID 19
menjadi Pandemi, Pandemi ya bukan Indomie. Virus ini menyebar melalui
Droplet/cairan tubuh penderita yang sudah terinfeksi Virus (Ludah, Ingus,
Muncratan pas lagi ngomong dll). Pada saat itu Virus ini belum terlalu Booming
karena kalah beritanya sama berita Laut Natuna Utara yang di klaim China. Aku
santai-santai aja karena masih berpikir paling Virusnya pas sampai Indonesia
mati karena minder sama Virus-virus local. Dan akhirnyaa…
Januari, Februari, dan akhirnya sampai bulan Maret 2020.
Seharusnya tanggal 15 Maret 2020 aku bertanding di even The 5th
Sebelas Maret International Pencak Silat PSHT Championship 2020. Kepanjangan
ya? Yaudah disingkat aja jadi SMIPSC. Bisa dibilang ini adalah pertadingan yang
sangat penting bagiku karena aku sudah Semester 8 dan harus segera focus
mengerjakan skripsi. Dan akupun sudah berjanji akan focus mengerjakan skripsi
setelah pertandingan ini, jadi ini adalah terakhir kalinya aku bertanding
sebagai Mahasiswa UNS. Pertandingannya dilaksanakan di Student Center UNS dan
seharusnya pula pertandingannya berakhir kemarin hari Jumat. Hal yang tak
pernah kubayangkan sebelumnya adalah bahwa pertandingan ini akan di tunda, dan
yang paling gak kepikiran adalah pertandingannya diundur akibat Si Virus Tengil
ini, mau tau cerita lanjutannya? Oke jadi begini ceritanya.
Pada Tanggal 13 Hari Jumat adalah hari terakhir TC Atlet
dilakukan. Panitia juga sudah bersiap-siap menata gelanggang dan tempat
pertandingan. Registrasi akan dilaksanakan hari Minggu dan Opening Ceremony
akan dilaksanakan malamnya. Undangan sudah disebar ke tamu Undangan diantaranya
Rektor dan Wakil Rektor 3, Walikota, Pembina, Kapolresta, DANDIM, Ketua-ketua
Cabang, Pejabat Romawi dll. Aku juga sudah siap tempur dan gelut begitu pula
dengan teman 1 tim. Namun yang terjadi setelahnya sungguh diluar dugaan.
Malamnya ada kabar bahwa Solo menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa)
Corona karena sudah ada korban meninggal di RS. Moewardi. Sekolah diliburkan
selama 2 Minggu dan dihimbau agar tetap dirumah saja, kegiatan seni dan
olahraga di batalkan atau diundur, CFD di tiadakan. Awalnya dengan
dikeluarkannya aturan ini pertandingan akan tetap dilaksanakan karena aturan
Walikota tadi tidak menyentuh lingkup Universitas. Namun pada pagi harinya
barulah keluar surat edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk
membatalkan/menunda segala keiatan yang mendatangkan kerumunan orang, termasuk
pertandingan olahraga. Setelah berkonsultasi dengan Pembina dan Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni akhirnya pertandingan ini terpaksa diundur
sampai keadaan membaik. Yang lebih sakit adalah pertandingan diundur H-1
kegiatan.
Tau kan apa dampaknya? Yang paling gaenak itu peserta yang
baru tahu keadaan ini, padahal sudah berangkat menuju ke Solo, terutama peserta
dari luar pulau jawa. Terpaksa harus kembali lagi ke daerah asal. Padahal bias
dibilang biaya perjalanannya besar sekali. Tapi mau gimana lagi, itu sudah
Kehendak Yang Maha Kuasa.
Dampak lainnya, ya mau gak mau skripsi juga ikut mundur wkwkwkw…
Ada juga hal-hal lainnya yang bikin panas hati kalau
diinget-inget, Ceritanya begini. Karena keadaan darurat maka MUI mengeluaran
fatwa agar daerah yang rawan penularan virus menunda Shalat Jumat dan diganti
dengan Shalat Dzuhur dirumah, pokoknya ibadah yang dihadiri banyak orang kalau bias
dibatalkan. Fatwa MUI ini menurut saya sudah sangat tepat karena keadaannya
memang sudah darurat dan memang itu yang diajarkan oleh Nabi SAW untuk menjaga
kehidupan. Namun ternyata banyak yang memprotes fatwa ini dengan alasan yang
macam-macam.
“Wah MUI gak bener nih orang mau ibadah kok
dihalang-halangi!”
DI HALANG-HALANGI TULANG KERING LU BASAH!
Ada juga yang bilang “Hidup dan mati ada di tangan Allah
SWT, kita tidak boleh takut dengan Corona dan harus pasrah dengan segala
keputusan-Nya”
SEMOGA ORANG KEK GINI PAS KEBELET BOKER DI TENGAH MALEM ADA
YANG MAININ SAKLAR LAMPU.
Dan yang paling ngeselin ada yang bilang seperti ini:
“Virus Corona itu ciptaan Allah, jadi jangan takut dengan
Virus Corona. Tetap laksanakan ibadah Sholat Jumat seperti biasa pasti kita
dilindungi”
Kalo ada yang ngomong kek gini bales aja, Macan itu juga
ciptaan Allah, tapi bukan berarti kita bebas ngelus-ngelus titid macan yang
sedang tidur siang. Kita harus tetap menjaga diri dengan menjauhi sebab Macan
itu binatang berbahaya. Itu macan yang bisa dilihat, apalagi Virus yang susah dihindari dan ukurannya kecil banget kek amal sholeh elu. Paham gak? JANGAN IYA-IYA AJA PAHAM
GAK LU!
Terlepas dari semua hal tadi, mari sama-sama kita doakan
agar wabah ini dapat segera berlalu. Agar semua dapat kembali menjadi normal
seperti sebelumnya dan kita semua bias beraktifitas dan berkarya sesuai passion
masing-masing. Ini juga adalah peringatan bagi kita agar selalu menjaga
kebersihan dan kehigienisan tempat hidup kita. Inget, makan yang halal saja
teman-teman hindari makanan yang haram. Jangan lupa perbanyak ibadah, perbanyak
ibadah itu maksudnya tambahin ibadah yang Sunnah ya bukannya Shalat Isya elu
tambahin jadi 5 Rakaat, oke kawan?.
Selanjutnya ikuti anjuran dari pemerintah dan Tenaga Medis,
inget tetep #DiRumahAja gausah keluar-keluar kalau gak penting-penting amat. Aku
juga sudah menerapkan kebijakan #DiRumahAja dan mulaimencoba produktif dari
rumah. Rencana mau belajar jualan online, nanti mau Tanya sama Mbak Ike, Mbak
Diyah sama Mbak Dinda gimana Caranya.
Dan terakhir tulisan pendek yang
kepanjangan ini akan saya tutup dengan sebuah Quotes dari seorang filsuf bijak
yang sembrono,
“Hati-hati dengan 4 perkara dalam hidup, yaitu Harta, Tahta,
Wanita, Corona…..”
~Wahyu Nashrullah, Penimbun Masker~